Sejumlah personil Brigade Mobil
(Brimob) dengan senjata lengkap bersiaga diatas truk pasukan menuju
beberapa titik lokasi dalam Operasi Camar Maleo 2 di Poso, Sulawesi
Tengah, Sabtu (16/5). (ANTARA FOTO/Zainuddin MN)
Jakarta, CNN Indonesia
--
Jelang akhir tahun 2015, Polri kembali menggelar
satu misi perburuan di tanah Sulawesi Tengah. Targetnya, sebuah kelompok
teror yang dipimpin oleh seorang pria bernama Santoso alias Abu Wardah.
Camar Maleo, yang menjadi nama sandi operasi pencarian Kelompok Santoso kini memasuki perjalanannya yang keempat. Dalam sebuah kesempatan, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti pun sempat menargetkan harus meringkus Santoso sebelum akhir tahun ini.
Merunut operasi Camar Maleo I, II dan III, yang baru saja berakhir, Polri memastikan selalu meningkatkan jumlah personel di setiap operasinya. Pada Camar Maleo I misalnya.
Operasi yang digelar mulai 26 Januari 2015 hingga 26 Maret 2015 itu merupakan tindakan pencarian kelompok teror yang menerjunkan sebanyak 563 personel Brigade Mobil (Brimob) yang berada di Bawah Kendali Operasi (BKO) Korps Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat dan tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
Tercatat, ada 17 orang terduga anggota jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang berhasil ditangkap petugas. Di antara belasan orang tersebut, polisi memastikan beberapa dari mereka adalah anak buah Santoso yang bekerja sebagai kurir dan penyuplai logistik kelompok yang bersembunyi di wilayah pegunungan tersebut.
Camar Maleo I kala itu berakhir sebelum beberapa hari kemudian ribuan personel gabungan dari TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara masuk ke lokasi latihan perang yang selama ini menjadi wilayah fokus pencarian kelompok Santoso.
Wilayah hutan pegunungan yang berada di Kecamatan Poso Pesisir, Poso Pesisir Selatan, Poso Pesisir Utara dan Lore Utara dijadikan wilayah latihan gabungan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI yang disebut-sebut mencapai 3222 personel.
Dalam kurun waktu latihan gabungan yang digelar hingga Mei 2015 itu, tercatat salah satu orang kepercayaan Santoso tewas diberondong peluru. Abu Autad alias Sabar alias Daeng Koro, sosok jihadis asal Makasar tewas dalam baku tembak di Pegunungan Sakinan Jaya, Parigi Mautong, Sulawesi Tengah, pada 3 April 2015 silam.
Usai latgab TNI digelar, Camar Maleo II kemudian dimulai pada pertengahan Mei 2015. Dalam operasi kedua, setidaknya seribu pasukan Brimob dari berbagai wilayah kesatuan, ditempatkan di sejumlah titik di wilayah Poso.
Seribu personel itu sendiri terdiri dari 600 personel dari pasukan BKO Kelapa Dua Jakarta, 367 personel Brimob Polda Sulteng, dan sisanya diambil dari aparat Kepolisian Resort Poso. Tak hanya itu, Satuan Sabhara juga ikut terjun dalam operasi tersebut. Camar Maleo II diketahui digelar hingga 7 Juni 2015.
Usai operasi kedua, Camar Maleo III pun digerakkan untuk kembali memberangus kelompok Santoso. Sedikitnya ada 1300 personel gabungan Brimob BKO Mabes Polri dan Polda Sulteng yang diterjunkan dalam operasi yang dimulai sejak 9 September 2015 itu.
Operasi yang juga melibatkan seratus personel TNI dari Kodim 1307 dan satuan Batalyon 714 Sintuwu Maroso Poso ini dikerahkan ke wilayah kecamatan Poso Pesisir Bersaudara. Wilayah itu dipilih karena polisi mengendus kelompok Santoso Cs bersembunyi di sekitar pegunungan Biru, Kecamatan Poso Pesisir.
Kini, operasi Camar Maleo IV dimulai. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti pun mengklaim telah mengetahui posisi Kelompok Santoso. "Posisi (Santoso) sudah terdeteksi, tapi belum bisa dilakukan penindakan," kata Badrodin di Istana Negara, kemarin, Jumat (20/11). Rencananya, operasi kali ini bakal digelar hingga 9 Januari 2016.
(meg)
Camar Maleo, yang menjadi nama sandi operasi pencarian Kelompok Santoso kini memasuki perjalanannya yang keempat. Dalam sebuah kesempatan, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti pun sempat menargetkan harus meringkus Santoso sebelum akhir tahun ini.
Merunut operasi Camar Maleo I, II dan III, yang baru saja berakhir, Polri memastikan selalu meningkatkan jumlah personel di setiap operasinya. Pada Camar Maleo I misalnya.
Operasi yang digelar mulai 26 Januari 2015 hingga 26 Maret 2015 itu merupakan tindakan pencarian kelompok teror yang menerjunkan sebanyak 563 personel Brigade Mobil (Brimob) yang berada di Bawah Kendali Operasi (BKO) Korps Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat dan tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
Tercatat, ada 17 orang terduga anggota jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang berhasil ditangkap petugas. Di antara belasan orang tersebut, polisi memastikan beberapa dari mereka adalah anak buah Santoso yang bekerja sebagai kurir dan penyuplai logistik kelompok yang bersembunyi di wilayah pegunungan tersebut.
Camar Maleo I kala itu berakhir sebelum beberapa hari kemudian ribuan personel gabungan dari TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara masuk ke lokasi latihan perang yang selama ini menjadi wilayah fokus pencarian kelompok Santoso.
Wilayah hutan pegunungan yang berada di Kecamatan Poso Pesisir, Poso Pesisir Selatan, Poso Pesisir Utara dan Lore Utara dijadikan wilayah latihan gabungan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI yang disebut-sebut mencapai 3222 personel.
Dalam kurun waktu latihan gabungan yang digelar hingga Mei 2015 itu, tercatat salah satu orang kepercayaan Santoso tewas diberondong peluru. Abu Autad alias Sabar alias Daeng Koro, sosok jihadis asal Makasar tewas dalam baku tembak di Pegunungan Sakinan Jaya, Parigi Mautong, Sulawesi Tengah, pada 3 April 2015 silam.
Usai latgab TNI digelar, Camar Maleo II kemudian dimulai pada pertengahan Mei 2015. Dalam operasi kedua, setidaknya seribu pasukan Brimob dari berbagai wilayah kesatuan, ditempatkan di sejumlah titik di wilayah Poso.
Seribu personel itu sendiri terdiri dari 600 personel dari pasukan BKO Kelapa Dua Jakarta, 367 personel Brimob Polda Sulteng, dan sisanya diambil dari aparat Kepolisian Resort Poso. Tak hanya itu, Satuan Sabhara juga ikut terjun dalam operasi tersebut. Camar Maleo II diketahui digelar hingga 7 Juni 2015.
Usai operasi kedua, Camar Maleo III pun digerakkan untuk kembali memberangus kelompok Santoso. Sedikitnya ada 1300 personel gabungan Brimob BKO Mabes Polri dan Polda Sulteng yang diterjunkan dalam operasi yang dimulai sejak 9 September 2015 itu.
Operasi yang juga melibatkan seratus personel TNI dari Kodim 1307 dan satuan Batalyon 714 Sintuwu Maroso Poso ini dikerahkan ke wilayah kecamatan Poso Pesisir Bersaudara. Wilayah itu dipilih karena polisi mengendus kelompok Santoso Cs bersembunyi di sekitar pegunungan Biru, Kecamatan Poso Pesisir.
Kini, operasi Camar Maleo IV dimulai. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti pun mengklaim telah mengetahui posisi Kelompok Santoso. "Posisi (Santoso) sudah terdeteksi, tapi belum bisa dilakukan penindakan," kata Badrodin di Istana Negara, kemarin, Jumat (20/11). Rencananya, operasi kali ini bakal digelar hingga 9 Januari 2016.
(meg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar