Terkait tantangan yang dihadapi Rusia dalam melawan stereotip negara tersebut di Asia, sang cendekiawan dari Russian Academy of Sciences tersebut mengatakan bahwa Rusia harus mengembangkan lebih banyak upaya untuk membuat citra positif negaranya sekaligus untuk memahami mentalitas Asia.
"Asia sangat berbeda dan beragam. Beberapa negara telah mengenal dan bersahabat dengan Rusia sejak lama. Ada juga negara-negara di Asia yang punya sedikit kaitan sejarah dengan Rusia. Dan menurut saya, terkadang kami tidak mengerti posisi Asia dalam suatu isu internasional. Kami sering kali tidak mengerti pandangan masyarakat Asia terhadap isu global. Saya pikir, hal ini harus diperbaiki (dari sisi Rusia)," kata Toloraya yang juga merupakan Direktur Eksekutif Komite Nasional Rusia atas Riset BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) menjelaskan.
"Kami harus memperkuat kerja sama di berbagai sektor, tak hanya ekonomi dan politik. Tak lupa, Rusia juga harus terus mempromosikan kebijakan 'soft power' di Asia."
Toloraya berada di Jakarta bersama para cendekiawan lainnya dari Rusia, Indonesia, dan negara-negara Asia lainnya untuk membicarakan prospek kerja sama Rusia dan Asia Pasifik. Dengan tema, "Apa Tujuan Asia di Era Asia?", Konferensi Klub Diskusi Valdai — yang mewadahi para intelektual dan ilmuwan Rusia dan negara lain, para diplomat, pebisnis, serta tokoh masyarakat — berusaha mencari jawaban atas pertanyaan kunci mengenai perubahan yang dihadapi Asia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar