Menurut perwira tinggi Suriah yang berbicara kepada wartawan Iran dan analis politik Emad Abshenas, Soleimani, membentuk tim penyelamat yang terdiri dari 18 pasukan operasi khusus Suriah dan enam pejuang Hizbullah yang mengetahui kondisi dari medan. Mereka bertugas menyelamatkan pilot, sementara pasukan Rusia memberikan dukungan udara dan intelijen.
Tim gabungan itu menerima informasi intelijen yang sangat rinci tentang segala sesuatu di sekitar mereka, “Bahkan pergerakan semut yang terletak ratusan meter bisa terpantau,” tulis Emad Abshenas mengutip pejabat Suriah yang tidak mau disebutkan namanya tersebut.
Waktu operasi yang sempurna tapi keberuntungan memainkan peran tertentu dalam keberhasilannya. Pejabat militer Suriah mengatakan bahwa Turki dan Turkmen tidak sependapat tentang apa yang harus dilakukan terhadap pilot. Para pemberontak bersikeras membunuh pilot sementara bagian lain ingin menawannya untuk dijadikan alat tawar menawar.
Dari misi tersebut akhirnya tim yang dipimpin Soleimani sukses menyelamatkan navigator Su-24. Sementara pilot telah tewas ditembak oleh pemberontak.
Pada misi tersebut dikerahkan 24 pesawat. Kremlin diduga menerima semua update terbaru operasi penyelamatan melalui transmisi satelit.
Pada Selasa 24 November 2015, F-16 Turki menembak jatuh Su-24 Rusia di perbatasan Suriah-Turki. Turki mengklaim pesawat Rusia masuk ke wilayah Turki dan telah diperingatkan sebanyak 10 kali. Sementara Rusia membantah pesawat mereka masuk udara Turki dan justru F-16 Ankara yang masuk ke wilayah udara Suriah.
Soleimani sendiri dikenal sebagai jenderal yang sangat karismatik di kalangan militer Iran. Tetapi sosok ini menjadi musuh bebuyutan dari Amerika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar