“Tanpa diragukan lagi, sumber dominan dalam pendanaan teroris adalah minyak, dan bukan hanya minyak, tapi mesin logistik yang berminyak yang membuat ribuan barel bergerak dari pompa bahkan kilang tidak diketahui, dan akhirnya ke penyelundup yang beroperasi di luar Turki dan negara-negara lain, ” tulis Analis Tyler Durden di situs keuangan Zero Hedge dan dikutip Ria Novosti Sabtu 21 November 2015.
“Jadi kekhawatiran tentang warga sipil tak berdosa segera menghilang ketika Pentagon menyadari bahwa kampanye satu tahun lebih telah menjadi bencana epik,” katanya lagi.
Pada saat yang sama juga muncul pertanyaan apakah penjualan minyak oleh ISIS ini telah memicu anjlognya harga minyak dunia. Apakah memang kebetulan saja harga Brent dan WTI mulai jatuh secara cepat pada musim gugur lalu bertepatan dengan mulai munculnya ISIS di dunia?
Selanjutnya, Durden memunculkan pertanyaan lain siapa perusahaan perdagangan yang membeli jutaan barel minyak dari ISIS kemudian menjual kembali minyak mentah ke pihak lain? Siapa perantara ini? Ssemua masih diselimuti rahasia. Tetapi tidak ada keraguan bahwa ada pihak yang berkolaborasi dengan ISIL untuk menjual minyak ke pasar dunia.Menurut analis, siapa pun perantara misterius ini mereka kemungkinan memiliki koneksi dengan intelijen AS, dan akhirnya dengan Pentagon, dan akhirnya lagi ke pemerintah Amerika.
“Jadi siapapun yang bisa melanggar hukum tentang pendanaan terorisme dengan mereka membeli minyak mentah ISIS hampir pasti dengan persetujuan diam-diam dari berbagai pemerintah ‘aliansi Barat’. Dan mengapa pemerintah ini memberi izin kepada perantara untuk membeli minyak ISIS yang akhirnya menjadi sumber pendanaan mereka,” tanya Durden.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar