PT Kereta Api Borneo (PT KAB), yang
merupakan anak perusahaan Russian Railways (RZhD) mengadakan acara
pembukaan pembangunan rel kereta api, pelabuhan, dan Techno Park di
Kalimantan Timur pada Kamis (19/11). Peresmian proyek pembangunan rel
kereta api di Kalimantan yang telah direncanakan sejak Mei 2013 lalu —
saat presiden perusahaan kereta api Rusia RZD (Russian Railways)
Vladimir Yakunin berkunjung ke Indonesia — dihadiri oleh Presiden Joko
Widodo.
Pada Oktober lalu, Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek
mengatakan, nilai investasi yang ditanamkan Russian Railways untuk
pembangunan jalur kereta api Borneo dan Techno Park yang menghubungkan
antara Kalimantan Tengah dengan Kalimantan Timur mencapai Rp 72 triliun.
Awang menegaskan, angka tersebut merupakan investasi —
bukan dana pinjaman. “Semua dari Rusia, bukan pinjaman melainkan
investasi,” terang Awang.
Sang gubernur memaparkan, proyek pembangunan dua jalur rel
kereta sepanjang 900 kilometer ini ditargetkan selesai dalam kurun waktu
lima tahun.
Sempat Tertunda
Dalam lain kesempatan, Menteri Koordinator Bidang
Kemaritiman RI Rizal Ramli mengaku bahwa proyek pembangunan ini sempat
tertunda selama tiga tahun.
Bangun Rel Kereta, Rusia Bantu Industri Batu Bara Kalimantan
“Proyek jalur rel kereta api Kalimantan Tengah ke
Kalimantan Timur itu tidak berlanjut selama tiga tahun karena beberapa
hambatan,” ujar Rizal di kantornya, Jakarta, sebagaimana dikutip Liputan6.com.
Terkait konsep kerja sama dalam proyek ini, Rizal Ramli
menginginkan salah satu perusahaan Indonesia terutama BUMN dapat
mendapatkan transfer teknologi yang di masa depan dapat menciptakan
kemandirian industri asal Indonesia itu sendiri.
PT KAB merupakan perusahaan yang mengoperasikan
infrastruktur rel kereta api, terutama membangun rel kereta untuk
keperluan pengangkutan batu bara di Kalimantan. Rencana operasional PT
KAB di Kalimantan Timur akan menghubungkan Kutai Barat, Paser, Kabupaten
Penajam Paser Utara, dan Balikpapan. Jalur kereta api tersebut nantinya
akan digunakan untuk kereta api penumpang maupun angkutan barang.
Menurut Presiden Direktur PT Kereta Api Borneo Andrey
Shigaev, jika pembangunan tidak tertunda, pengangkutan pertama batu bara
ke pelabuhan melalui jalur kereta api sudah bisa dilakukan pada 2018.
Shigaev juga menjelaskan bahwa realisasi proyek ini akan memberikan dorongan kuat untuk pertumbuhan di seluruh Pulau Kalimantan.
Berikan Beasiswa
Untuk mendorong proyek ini, Rusia juga memberikan beasiswa
kepada 50 orang pelajar SMA dari Kalimantan Timur untuk belajar
mengenai ilmu perkeretaapian di Rusia. Para pelajar ini telah berangkat
ke Rusia tahun 2014 lalu dan mendapat beasiswa yang merupakan kerja sama
antara Pemerintah Rusia, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, serta PT
KAB.
Para pelajar yang kini tengah belajar mengenai ilmu
perkeretaapian, khususnya mengenai rel kereta api ini, dikirim ke empat
universitas ternama Rusia, yakni Moscow State University of Railway
Engineering, Saint Petersburg Railroad University, Rostov State
Transport University, dan Samara State University of Transport.
“Para penerima beasiswa tersebut akan mengenyam pendidikan
di Rusia untuk belajar mengenai rel kereta api. Setelah itu, mereka akan
kembali ke Indonesia dan bagian dari personel yang akan menjalankan
operasi jalur kereta api di Kalimantan Timur, yang dijadwalkan akan
diluncurkan pada 2019 mendatang,” terang Duta Besar Rusia untuk
Indonesia Mikhail Galuzin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar