Panglima Angkatan Aerospace Rusia Viktor Bondarev mengatakan setelah pesawat Rusia menyelesaikan serangan ke sejumlah titik di Suriah, mereka terbang di perbatasan Turki. Pada saat itulah pilot menyadari ada sistem pertahanan udara yang mengancam mereka.
Seperti diberitakan, pada 3 Oktober, Su-30 Flanker melanggar wilayah udara Turki selama beberapa detik di provinsi Hatay dekat Suriah. Pesawat meninggalkan wilayah udara Turki setelah dicegat oleh dua jet tempur F-16 Turki.
Menyusul insiden itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mencegah pelanggaran lebih lanjut dari wilayah udara Turki.
Pada tanggal 5 Oktober, Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu menyatakan insiden yang melibatkan pesawat jet Rusia tidak mempengaruhi hubungan antara negara-negara. Menurut dia, Moskow meyakinkan Ankara bahwa insiden seperti itu tidak akan terjadi di masa depan. Namun Amerika dan NATO marah dan mengancam akan menembak pesawat Rusia jika seenaknya melanggar wilayah udara anggota NATO tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar