Kapal Induk Liaoning, yang asalnya kapal bekas era Soviet yang dibeli dari Ukraina pada tahun 1998 telah lama menjadi simbol Angkatan Laut China.
China ingin mengembangkan kekuatan “air biru” untuk bisa membawa kekuatan militer jauh dari negaranya. Harian Tentara Pembebasan Rakyat dalam sebuah laporan Jumat 25 Desember 2015 menulis bahwa Angkatan Laut China telah mencapai kemajuan yang jelas dalam meningkatkan efektivitas tempur sejak awal tahun ini.
Jumlah pesawat yang ada di kapal induk terus meningkat. Selain itu semakin banyak pilot yang telah memenuhi syarat untuk mengoperasikan jet tempur Shenyang J-15 dari Liaoning.
“Oleh karena itu angkatan laut disebut telah membuat terobosan kunci dalam pergeseran dari tahap pengujian menuju fase mengoperasikan pesawat dari kapal induk,” tulis media itu. Kepala Staf Angkatan Laut China Wu Shengli mengunjungi kapal induk Liaoning beberapa hari lalu dan melihat operasional pesawat serta kapal induk.
Liaoning telah mengambil bagian dalam operasi di Laut Cina Selatan, di mana China memiliki klaim tumpang tindih dengan Vietnam, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Brunei.
Dengan keberhasilan mengoperasionalkan Liaoning dengan bobot 60.000 telah menjadi langkah pertama mereka untuk bisa menyebarkan kapal induk baru mereka pada 2020.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pada September bahwa China sedang membangun dua kapal induk yang akan seukuran dengan Liaoning.
Tetapi sebagaimana dilaporkan Reuters Jumat 25 Desember 2015, sedikit yang diketahui tentang program kapal induk China ini. Media pemerintah China telah mengisyaratkan kapal baru sedang dibangun tetapi tidak ada konfirmasi resmi dari militer.
Pentagon mengatakan dalam sebuah laporan awal tahun ini Beijing kemungkinan membangun beberapa kapal induk selama 15 tahun ke depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar