Perdana Menteri Italia Matteo Renzi memperingatkan kampanye udara hanya akan menambah kekacauan di wilayah tersebut.
Kelompok kanan mendesak Renzi untuk mengikuti jejak Inggris yang pekan lalu setuju mengambil bagian dalam misi Suriah. Namun Renzi mengatakan kepada harian Corriere della Sera Senin 7 Desember 2016 Italia tetap berada di tengah. “Jika menjadi protagonis berarti bermain usai pengeboman, maka saya mengatakan ‘tidak terima kasih’,” katanya
Menurutnya, Italia tetap ingin menghapus teroris. Namun satu hal yang tidak dibutuhkan adalah melipatgandakan reaksi di Suriah tanpa visi strategis.
Ia membandingkan pengeboman Suriah dengan serangan udara NATO terhadap Libya pada 2011 lalu. Pada saat itu NATO membantu pemberontak menggulingkan Muammar Qadafi dan kemudian membawa empat tahun perselisihan sipil. Italia didorong Presiden Prancis Nicolas Sarkozy untuk mengambi bagian dalam serangan udara.
“Empat tahun perang saudara di Libya menunjukkan itu bukan keputusan bahagia,” ujar Renzi. Untuk itu, dalam penanganan Suriah kali ini perlu ada strategi yang berbeda.
Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya telah mengebom ISIS di Irak dan Suriah. Inggris dan Prancis belum lama ini turut dalam misi militer di Suriah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar