Foto jalur penyelundupan minyak ISIS lewat Turki | (Istimewa) ☆
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pihaknya telah memberikan informasi pada Prancis mengenai peran Turki dalam pencurian sumber daya alam Suriah dan pembiayaan ISIS.
"Jenderal Angkatan Darat Valery Gerasimov memberikan informasi pencurian sumber daya nasional Suriah, di mana hasilnya digunakan untuk membiayai ISIS, serta peran Turki dalam proses tersebut," begitu bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip dari Sputniknews, Kamis (24/12/2015).
Selian itu, Kementerian Pertahanan Rusia juga menyatakan bahwa Kepala Staf Angkatan Darat juga sepakat dengan Prancis untuk melakukan pertukaran informasi operasi untuk mengkoordinasikan aksi dalam memerangi ISIS.
"Rusia dan Prancis telah sepakat untuk melakukan pertukaran informasi operasi untuk mengkoordinasikan aksi yang lebih efektif untuk menghancurkan peralatan militer, depot, jalur suplai milisi dan infrastruktur lainya milik ISIS di Suriah," demikian pernyataan tersebut. (ian)
Telepon Disadap, ISIS dan Petugas Turki Ketahuan Komunikasi
Petugas Turki di perbatasan Suriah ketahuan telah berkomunikasi dengan militan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS). Demikian laporan media Turki, Cumhuriyet mengutip hasil penyelidikan Kantor Kepala Kejaksaan Ankara yang menyadap panggilan telepon mereka.
Penyadapan tersebut berlangsung tahun lalu sebagai bagian dari penyelidikan atas enam warga Turki yang hilang. Kerabat mereka yang hilang percaya bahwa mereka mungkin telah bergabung dengan kelompok ISIS atau Daesh.
Menurut laporan medi Turki itu, sebuah penyelidikan diluncurkan terhadap 27 tersangka. Beberapa dari mereka berada di Suriah.
Kantor Kepala Kejaksaan diduga mendapat izin untuk menyadap telepon dari 19 orang yang diduga telah menempatkan enam orang hilang yang berhubungan dengan ISIS. Menurut hasil penyelidikan, mereka yang ingin bergabung dengan ISIS menerima beberapa bentuk "pelatihan ideologis”.
File penyelidikan itu telah diserahkan ke Kantor Kejaksaan Militer pada bulan Maret lalu, setelah kantor Kejaksaan Ankara dianggap bekerja di luar yurisdiksinya.
”Mereka (yang bergabung dengan ISIS) dari Ankara sering menggunakan Distrik Elbeyli (dari Kilis) yang untuk bepergian ke Desa Able; bagian dari Distrik Al-Bab Suriah, melalui Gaziantep dan Kilis,” tulis Zaman Today, kemarin, mengutip laporan penyelidikan.
Cumhurriyet juga mencontohkan kutipan percakapan yang disadapan. Orang yang ditunjuk dalam transkrip penyadapan disebut sebagai "X2", seorang anggota dari militer Turki.
Miitan ISIS: “…Ya saudara.”
X2: “Kami berada di lahan bekas tambang, di mana saya menyampaikan kendaraan. Kami telah menempatkan lampu kami. (Kami memiliki) materi; datang ke sini dengan laki-laki Anda.”
Ankara baru-baru ini menghadapi sejumlah tuduhan, yang salah satunya telah membeli minyak dari ISIS dan membiarkan militan ISIS melewati perbatasan Turki dengan Suriah. Namun, Pemerintah Presiden Tayyip Erdogan menyangkal. (mas)
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pihaknya telah memberikan informasi pada Prancis mengenai peran Turki dalam pencurian sumber daya alam Suriah dan pembiayaan ISIS.
"Jenderal Angkatan Darat Valery Gerasimov memberikan informasi pencurian sumber daya nasional Suriah, di mana hasilnya digunakan untuk membiayai ISIS, serta peran Turki dalam proses tersebut," begitu bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip dari Sputniknews, Kamis (24/12/2015).
Selian itu, Kementerian Pertahanan Rusia juga menyatakan bahwa Kepala Staf Angkatan Darat juga sepakat dengan Prancis untuk melakukan pertukaran informasi operasi untuk mengkoordinasikan aksi dalam memerangi ISIS.
"Rusia dan Prancis telah sepakat untuk melakukan pertukaran informasi operasi untuk mengkoordinasikan aksi yang lebih efektif untuk menghancurkan peralatan militer, depot, jalur suplai milisi dan infrastruktur lainya milik ISIS di Suriah," demikian pernyataan tersebut. (ian)
Telepon Disadap, ISIS dan Petugas Turki Ketahuan Komunikasi
Petugas Turki di perbatasan Suriah ketahuan telah berkomunikasi dengan militan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS). Demikian laporan media Turki, Cumhuriyet mengutip hasil penyelidikan Kantor Kepala Kejaksaan Ankara yang menyadap panggilan telepon mereka.
Penyadapan tersebut berlangsung tahun lalu sebagai bagian dari penyelidikan atas enam warga Turki yang hilang. Kerabat mereka yang hilang percaya bahwa mereka mungkin telah bergabung dengan kelompok ISIS atau Daesh.
Menurut laporan medi Turki itu, sebuah penyelidikan diluncurkan terhadap 27 tersangka. Beberapa dari mereka berada di Suriah.
Kantor Kepala Kejaksaan diduga mendapat izin untuk menyadap telepon dari 19 orang yang diduga telah menempatkan enam orang hilang yang berhubungan dengan ISIS. Menurut hasil penyelidikan, mereka yang ingin bergabung dengan ISIS menerima beberapa bentuk "pelatihan ideologis”.
File penyelidikan itu telah diserahkan ke Kantor Kejaksaan Militer pada bulan Maret lalu, setelah kantor Kejaksaan Ankara dianggap bekerja di luar yurisdiksinya.
”Mereka (yang bergabung dengan ISIS) dari Ankara sering menggunakan Distrik Elbeyli (dari Kilis) yang untuk bepergian ke Desa Able; bagian dari Distrik Al-Bab Suriah, melalui Gaziantep dan Kilis,” tulis Zaman Today, kemarin, mengutip laporan penyelidikan.
Cumhurriyet juga mencontohkan kutipan percakapan yang disadapan. Orang yang ditunjuk dalam transkrip penyadapan disebut sebagai "X2", seorang anggota dari militer Turki.
Miitan ISIS: “…Ya saudara.”
X2: “Kami berada di lahan bekas tambang, di mana saya menyampaikan kendaraan. Kami telah menempatkan lampu kami. (Kami memiliki) materi; datang ke sini dengan laki-laki Anda.”
Ankara baru-baru ini menghadapi sejumlah tuduhan, yang salah satunya telah membeli minyak dari ISIS dan membiarkan militan ISIS melewati perbatasan Turki dengan Suriah. Namun, Pemerintah Presiden Tayyip Erdogan menyangkal. (mas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar