Setelah cukup agresif di Laut China Selatan untuk mengimbangi Beijing, analis lembaga think tank yang berbasis di Washington Heritage Foundation Dean Cheng menyebut Amerika saat ini terus mundur dari kawasan tersebut.
Bulan lalu, sebagai tantangan untuk klaim China, Washington mengirimka kapal perang USS Lassen dalam jarak 12 mil laut dari pulau buatan yang dibangun Beijing di Laut Cina Selatan.
Sekitar seminggu kemudian, Menteri Pertahanan AS Ash Carter mengatakan kapal induk USS Theodore Roosevelt dioperasikan dalam jarak 200 mil dari pulau-pulau buatan. Pada saat itu, Carter menegaskan kembali komitmen Washington untuk kebebasan navigasi di laut.
“Sayangnya, jika beberapa laporan baru-baru ini yang dapat dipercaya, transit kapal Amerika ini tidak menunjukkan bahwa Amerika kuat tetapi lemah,” tulis Cheng dalam sebuah opini yang diterbitkan Defense News Minggu 30 November 2015.
Cheng mencatat USS Lassen dilaporkan tidak lagi mengusung misi kebebasan navigasi dengan melakukan pelayaran 12 mil laut dari pulau buatan Beijing. Sebaliknya, kapal AS melaporkan kapal itu melakukan pelayaran “lintas damai,” yang dilakukan di wilayah perairan negara lain.
“Singkatnya, tindakan Amerika Serikat justru menunjukkan mereka mengakui kalim China. Dan ini bertentangan dengan apa yang telah mereka katakan,” tulisnya.
Laporan lain mengatakan bahwa Kapal Induk Roosevelt tidak berlayar dalam jarak 200 mil laut dari pulau-pulau yang diklaim China. Demikian pula bomber B-52 yang menekankan kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan tidak pernah mendekat lebih dari 15 mil laut dari pulau-pulau tersebut.
“Ini adalah langkah terakhir dari pernyataan Amerika dan tindakan yang telah memetakan jalan terus mundur,” tulis Cheng.
“Suka atau tidak, meski Gedung Putih berulang kali menyatakan bahwa Amerika menolak klaim China, pada kenyataannya mereka menerima bahwa pulau-pulau buatan Cina harus diperlakukan sebagai wilayah nasional. “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar