Drone bawah air yang dirancang oleh Lockheed Martin untuk memburu ranjau dan aman, dari deteksi jarak jauh serta alat peledak di bawah gelombang telah mengalami kegagalan uji hingga 24 kali. Pengujian dilakukan selama satu tahun dari September 2014 dan berakhir pada bulan Agustus 2015.
Menurut data dari Defense Department’s Office of Operational Test & Evaluation dalam lima bulan terakhir saja drone 14 kali gagal dalam pengujian 300 jam di laut.
Drone itu terpaksa diderek ke pelabuhan tujuh kali, dan pengujian harus semakin intens dilakukan untuk mengejar jadwal yang sudah jauh tertunda. Angkatan Laut AS merencanakan akan menghabiskan anggaran US$864 juta untuk membeli 54 drone dari Lockheed, kontraktor terbesar di AS.
“Frank Kendall, wakil menteri pertahanan untuk akuisisi, telah menjadwalkan untuk melakukan review terhadap program ini pada 19 Januari untuk melihat kelemahan dari drone itu. Michael Gilmore, Direktur Pengujian Tempur Pentagon menyiapkan 41 halaman penilaian rahasia, “demikian menurut laporan Bloomberg yang dikutip Ria Novosti Kamis 10 Desember 2015.
“Tim independen yang ditunjuk oleh Angkatan Laut sedang mengkaji program drone karena Angkatan Laut sejauh ini belum bisa menerima kinerja dari senjata tersebut “, kata Kapten Thurraya Kent, juru bicara US Navy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar