Dengan operasi militer Rusia di Suriah, Presiden Rusia Vladimir Putin 'kembali ke permainan'. Kini, Uni Eropa mempertimbangkan isu sanksi anti-Rusia dari sudut pandang lain, demikian disampaikan profesor Herfried Munkler pada Die Presse, seperti dikutip Sputnik.
'Manuver jenius' Vladimir Putin di Suriah mendorongnya keluar dari isolasi, demikian disampaikan analis politik Jerman Herfried Munkler, yang juga merupakan profesor di Universitas Humboldt Berlin, pada Die Presse, seperti dikutip Sputnik.
Menurut sang analis, sejak membuat keputusan untuk terlibat dalam konflik Suriah, Putin 'kembali ke permainan'.
"Sejak itu, Uni Eropa mulai mempertimbangkan sanksi terhadap Rusia dari sudut pandang lain: jika menganggap Rusia sebagai rival strategis, Eropa tak mampu menyelesaikan masalahnya di tenggara dan selatan," kata sang profesor.
Hal ini jelas sebelumnya, tepatnya jika 'geografi dipertimbangkan', namun kini semakin nyata menyusul krisis pengungsi di Eropa, tambahnya.
Namun, ia menyebutkan bahwa 'semua ada harga yang harus dibayar'. Menurut Munkler, operasi militer Rusia di Suriah akan membawa konsekuensi jangka panjang. Suriah telah dilanda konflik bersenjata sejak 2011. Lebih dari 220 ribu orang dibunuh. Pasukan pemerintah bertempur melawan berbagai kelompok militan, termasuk ISIS dan al-Nusra.
Pada 30 September, Rusia meluncurkan serangan udara terhadap posisi teroris di Suriah, sesuai permintaan Presiden Bashar Assad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar