Keputusan untuk melakukan kampanye militer di Suriah merupakan langkah besar Jerman. Sejak Perang Dunia II, negara itu enggan bergabung misi militer di luar negeri dan sebelumnya Jerman juga telah menolak keterlibatan langsung di Suriah.
“Garis besarnya adalah tidak akan ada kerjasama dengan Assad dan pasukan di bawah komandonya,” kata von der Leyen seperti dikutip Reuters.
Sementara parlemen Inggris dalam pekan ini juga bakal membahas usulan untuk turut serta dalam operasi militer di Suriah. Inggris pun menjadi salah satu negara yang mendukung mundurnya Assad dari jabatannya untuk mengatasi konflik di Suriah. “Kami tidak dapat bekerja dengan Assad untuk mencari solusi jangka panjang untuk masa depan Suriah.,” kata Menteri Luar negeri Inggris, Philip Hammond, Oktober lalu.
Pada satu sisi, Assad, sebelumnya telah menyatakan dia bakal melepaskan jabatan hanya jika rakyat menghendakinya, bukan atas tekanan negara-negara barat. “Presiden berkuasa atas persetujuan rakyat melalui pemilu dan dia akan mundur dari jabatan jika rakyat menghendakinya. Bukan karena penilaian AS, Dewan Keamanan PBB, Konferensi Jenewa atau Komunike Jenewa . Jika rakyat ingin dia untuk tetap berkuasa dia akan melakukakannya namun pada kasus sebaliknya dia harus segera mundur,” kata Assad yang mulai menjabat pada Juli tahun 2000 itu.
Ia pun mengkritik serangan di Suriah tanpa berkoordiasi dengan pihaknya. “Kami bertempur melawan apa yang mungkin dikatakan musuh yang sama, menyerang target yang sama di tempat yang sama [tapi] tanpa koordinasi,” kata Assad saat itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar