Kamis, 03 Desember 2015

Panglima OPM Tewas, Anak Buahnya Lari Terbirit-birit

ILUSTRASI. FOTO: dok.JPNN.com
ILUSTRASI. FOTO: dok.JPNN.com
SERUI – Panglima Organisasi Papua Merdeka (OPM) Wilayah Timur, Erik Manitori bersama pengawalnya Yulianus Robaha dilaporkan tewas tertembak di Kampung Wanapompi, Distrik Angkaisera, Kabupaten Kepulauan Yapen, Selasa (1/12).
Kapolres Kepulauan Yapen, AKBP. Wong Niti Harto Negoro, SIK,  mengatakan, tertembaknya Erik Manitori bersama pengawalnya Yulianus Robaha bermula saat anggota Polres Kepulauan Yapen melakukan patroli ke arah Kampung Wanapompi melalui Kampung Kainui, Kampung Wawuti dan Kampung Wadapi, sekitar pukul 05.30 WIT.

Saat anggota Polres Kepulauan Yapen tiba di Kampung Wanapompi sekitar pukul 07.15 WIT, menurut Kapolres, sekitar 20 orang kelompok bersenjata melakukan penghadangan. Kelompok bersenjata yang membawa parang dan senjata rakitan ini mendekati anggota yang melakukan patroli dan melakukan penyerangan. Hal ini langsung direspon anggota dengan mengeluarkan tembakan peringatan.
“Tembakan peringatan yang dikeluarkan anggota tidak diindahkan malah kelompok ini melakukan penembakan ke mobil patroli Dalmas, sehingga baku tembak terjadi. Tidak lama kemudian, kelompok bersenjata ini melarikan diri ke dalam hutan. Usai baku tembak, anggota mendapat dua orang dari kelompok tersebut mengalami luka tembak. Keduanya sempat dilarikan ke RSUD Serui namun sayang nyawanya tidak tertolong,” jelas Kapolres saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos (Grup JPNN.com) kemarin.
Setelah dilakukan identifikasi, dua orang dari kelompok bersenjata yang tertembak tersebut menurut Kapolres adalah Erik Manitori yang selama ini diketahui sebagai Panglima OPM Wilayah Timur.
“Sedangkan satu orang lagi yaitu pengawalnya bernama Yulianus Robaha. Kejadian ini tidak dapat dihindari,” tandasnya.
Polres Kepulauan Yapen menurutnya selama ini telah berupaya melakukan pendekatan secara persuasif, namun sayangnya upaya tersebut tidak ditanggapi oleh kelompok pimpinan Erik Manitori ini. Bahkan kelompok ini berdasarkan laporan masyarakat diduga sering meresahkan masyarakat.(Il/nat/fri/jpnn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar