Seorang pejabat militer AS sebagaimana dikutip Fox News mengatakan dari citra yang terlihat menunjukkan sistem pertahanan udara HQ-9 (foto atas) yang ditempatkan. Sistem ini memiliki jangkauan 125 mil dan akan menimbulkan ancaman bagi setiap pesawat terbang baik sipil atau militer yang terbang di wilayah tersebut.
Juru bicara Pentagon, Bill Urban, memastikan AS memantau pengerahan rudal canggih oleh Beijing tersebut.”Meskipun saya tidak bisa mengomentari hal-hal yang berkaitan dengan intelijen, kami memantau hal ini dengan sangat cermat,” katanya, seperti dikutip Reuters, Rabu 17 Februari 2016.
Mira Rapp-Hooper, seorang ahli Laut China Selatan dari Center for a New American Security, mengatakan itu bukan pertama kalinya bahwa China mengirimkan senjata tersebut ke Paracel yang ada di bawah kendali China sejak tahun 1974.
“Saya pikir peluru kendali darat ke udara adalah perkembangan yang cukup besar,” katanya. “Jika mereka telah mengerahkan mereka mungkin ini upaya China untuk memberi sinyal respon terhadap operasi kebebasan navigasi [yang dilakukan Amerika], tapi saya tidak berpikir ini adalah penyebaran yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Menurut data citra satelit, rudal China tiba di Woody Island dalam seminggu terakhir. Sebelum rudal tiba, pantai di pulau sengketa itu telah diskosongkan sejak 3 Februari 2016. Namun, rudal baru terlihat pada 14 Februari 2016.
China belum mengkonfirmasi laporan pengerahan rudal itu. China selama ini mengklaim hampir 90 persen kawasan Laut China Selatan. Namun, Malaysia, Vietnam, Filipina, Brunei dan Taiwan juga sama-sama mengklaim sebagian wilayah kaya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar