Selasa, 23 Februari 2016

Saab Swordfish Global 6000 MPA: Sang Penantang Dominasi Poseidon

20160217-en-1105772-487224
Akan sempurna bila pesawat intai maritim punya kemampuan untuk melalukan tindakan terhadap suatu ancaman, maklum kebanyakan pesawat intai maritim perannya ‘sebatas’ melalukan pengamatan dan pelaporan informasi ke komando atas. Dalam jagad pesawat intai maritim kelas dunia, nama Boeing P-8 Poseidon dan Kawasaki P-1 di dapuk sebagai yang paling unggul, kedua pesawat intai maritim ini punya kemampuan misi anti kapal permukaan dan AKS (anti kapal selam), termasuk melepaskan rudal, bom laut, sampai torpedo.

Baca juga: Boeing P-8 Poseidon – Sang Dewa Laut Incaran Patroli Maritim TNI AU
120160217-en-1105772-487230
Tapi melihat peluang ancaman yang kian meningkat, dimana illegal fishing, perompakan, pelintas batas, dan provokasi militer yang eskalasinya meroket, ditambah populasi kapal selam di Asia Pasifik yang diprediksi bakal mencapai 100 unit di tahun 2020, mendorong Saab, manufaktur sistem pertahanan dari Swedia untuk ambil bagian dalam kompetisi pasar MPA (Maritime Patrol Aircraft) lewat platform yang diberi label Swordfish.
Tentu bukan hal yang sulit bagi Saab untuk membangun MPA Swordfish, pasalnya Saab sudah kampiun membangun platform radar airborne AEW&C (Airborne Early Warning & Control) Erieye dan yang terbaru platform Global Eye dari basis pesawat transport komersial. Swordfish yang belum lama ini diperkenalkan di ajang Singapore Air Show 2016, ditawarkan dalam tiga jenis basis pesawat, yakni jet Global 6000 dan Q400 dari Bombardier, kemudian ada Saab 2000, dua tipe pesawat terakhir menggunakan mesin turboprop.
Swordfish Bombardier Q400
Swordfish Bombardier Q400
Swordfish Bombardier Q400
Swordfish Bombardier Q400
Swordfish Saab2000.
Swordfish Saab2000.
Platform Swordfish mengambil tagline “See First – Act First,” artinya dengan bekal sensor dan perangkat yang melekat di pesawat, Swordfish menjadi elemen pertama yang mengetahui keberadaan dan posisi ancaman (musuh) di atas dan bawah permukaan laut. Sementaara act first menekankan bahwa dengan dukungan jalur sistem komunikasi, Swordfish dapat men-deliver atau share informasi penting ke ekosistem satuan tempur terdekat (kapal perang permukaan, kapal selam, dan jet tempur). Khusus di basis jet Global 6000, pesawat ini dilengkapi empat hardpoint untuk dipasang senjata, seperti torpedo, bom laut, dan rudal anti kapal Saab RBS-15. Bombardier Global 6000 juga menjadi basis pesawat yang digunakan pada platform radar airborne GlobalEye.
Baca juga: GlobalEye – Sistem Radar AEW&C Multimode dengan Extended Range dari Saab
Swordfish Global 6000 yang di cat corak kamuflase matrix berwarna biru memang tampak sangar, di sekujur pesawat telah dibenamkan banyak perangkat canggih, sebut saja HD electro-optics with laser payload, AESA 360° multi-mode maritime radar, Electronic Warfare and Self Protection System, Oversize observer windows, SATCOM, Tactical Data Links, four weapon hard points, AIS, IFF (identification friend or foe) dan DF (direction finder). Itu semua masuk kategori perangkat eksternal. Ada lagi perangkat internal yang terkait tugas intai, seperti Superior working environment, four operator work stations, Crew rest/mission planning area, Significant sonobuoy stowage, dan Rotary and fixed sonobuoy launch. Sonobuoy menjadi ‘kunci’ dalam peran melakukan misi pelacakan dan identifikasi posisi kapal selam lawan.
Baca juga: Marker Buoy, Penanda Target Pada Misi Pencarian Black Box AirAsia QZ8501
Baca juga: AS565 MBe Panther TNI AL Akan Dibekali Teknologi HELRAS DS-100 dan Peluncur Torpedo
Swordfish Bombardier Global 6000 Jet
Swordfish Bombardier Global 6000 Jet
Bombardier Global 6000 dalam Singapore Air Show 2016
Bombardier Global 6000 dalam Singapore Air Show 2016
Diantara ketiga basis pesawat pengusung Swordfish, spesifikasi tertinggi ada di Global 6000, yaitu pada kemampuan melepaskan senjata. Meski mengambil basis Global 6000, namun spesifikasi teknisnya berbeda dengan Global 6000 yang digunakan pada GlobalEye. Dengan payload yang lebih besar, termasuk membawa bekal senjata di sayap, maka jangkauan Swordfish Global 6000 menjadi 4.400 nautical mile (setara 8.148 km) pada kecepatan jelajah maksimum 833 km per jam, dan kecepatan jelajah jarak jauh 648 km per jam.
Jonas Hjelm, Head of Saab business area Support and Services dalam paparannya menyebut Swordfish Global 6000 dapat lepas landas di runway sepanjang 2 km, dan mendarat di landasan sepanjang 813 meter. Ketinggian terbang maksimumnya adalah 11,2 km.
Boeing P-8 Poseidon
Boeing P-8 Poseidon
Boeing P-8 Poseidon namanya terangkat saat misi pencarian Malaysian Airline MH370
P-8 Poseidon namanya terangkat saat misi pencarian Malaysia Airlines MH-370
Baca juga: Misteri MH-370 – Sempat Menghindari Pantauan Radar Kohanudnas!
Berbeda dengan platform GlobalEye yang sudah mendapat order dua unit dari Uni Emirat Arab, maka Swordfish masih dalam proses perkenalan ke para calon customer. Soal harga juga belum ada informasi resmi, mengingat harga akan ditentukan berdasarkan spesifikasi dan kebutuhan fitur yang diinginkan konsumen. Yang juga menarik, dalam Singapore Air Show 2016 lalu, turut hadir Boieng P-8 Poseidon dari US Navy dan jet Global 6000 Bombardier yang dipamerkan sebagai platform jet pribadi jarak jauh. (Haryo Adjie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar