Salah satu sumber yang dekat dengan kesepakatan tersebut menyatakan perusahaan rental pesawat itu memesan MRJ90, versi MRJ yang berkapasitas lebih besar. Pesanan 20 jet itu, sebagaimana dilansir japantimes.co.jp, Selasa (16/2/2016), bernilai US$946 juta atau setara Rp12,6 triliun sebelum didiskon.
Sebelumnya, Mitshubisi telah mengumumkan penundaan satu tahun untuk pengiriman pertama sampai pertengahan 2018. Perusahaan ini memiliki 407 pesanan untuk pesawat baru, termasuk opsi dan hak pembelian hingga akhir tahun lalu.
Jepang berusaha mematahkan duopoli produsen pesawat dari Brasil, Embraer SA, dan pabrik asal Kanada, Bombardier Inc. Sementara, Asia akan menjadi pasar terbesar pesawat selama dua dekade mendatang.
Sebagaimana Bombardier, Mitsubishi Aircraft siap menggenjot perbaikan sumber daya untuk memproduksi jet C Series yang lebih besar yang mampu menampung 160 penumpang, ketimbang kembali membuat pesawat yang hanya berkapasitas 100 kursi.
Embraer memperkirakan maskapai akan membutuhkan sekitar 6.350 pesawat berkapasitas 70-130 penumpang selama 20 tahun sampai 2034. Itu merupakan imbas dari tingginya angka perjalanan melalui udara. Embraer baru-baru ini meningkatkan kapasitas pesawat dengan mesin baru untuk bersaing dengan MRJ buatan Mistubishi.
Dua pelanggan terbesar untuk MRJ adalah SkyWest Inc dan Trans State Airlines Inc di Amerika Utara. Di dalam negeri, Mitsubishi Aircraft juga mendapat pesanan dari ANA dan Japan Airlines Co, operator penerbangan terbesar di negeri Sakura.
Mitsubishi membuat dua versi dari MRJ, yang dapat menampung 78-92 penumpang. 92-kursi MRJ90 yang berkapasitas 92 kursi berharga US$47,3 juta atau Rp633,5 miliar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar