Jumat, 12 Februari 2016

Mulai 2017, TNI AL Bertahap Pensiunkan Frigat Van Speijk Class

060715-N-4104L-015
Setelah 30 tahun bertugas di Satuan Kapal Eskorta (Satkor) TNI AL, dan setengah abad berlayar sejak dioperasikan AL Belanda, akhirnya enam unit frigat Van Speijk Class (Ahmad Yani Class) direncanakan untuk mulai dipensiunkan pada tahun 2017. Satu per satu Van Speijk Class TNI AL akan dipensiunkan bertahap, hingga akhirnya di tahun 2022 semuanya akan decommission.

Lebih dari tiga dekade, frigat Van Speijk Class menjadi kapal perang terkuat dan tercanggih Koarmatim, bahkan setelah datangnya korvet SIGMA Class 9113 (Diponegoro Class), debut Van Speijk Class masih sangat diperhitungkan, sebut saja untuk urusan penugasan dan operasional tempur, justru Van Speijk Class dipercaya jadi maskot kekuatan TNI AL. Eksistensi Van Speijk Class saat operasi pembebasan MV Sinar Kudus dari tangan perompak Somalia pada Maret 2011, serta kemampuannya sebagai platform peluncuran rudal Yakhont, menjadikan nama Van Speijk masih amat diperhitungkan.

Ujicoba penembakan rudal Yakhot dari KRI Oswald Siahaan 354
Ujicoba penembakan rudal Yakhot dari KRI Oswald Siahaan 354

Karena masuk kategori alutsista strategis, beragam program peremajaan dikebut TNI AL untuk memaksimalkan kemampuan tempur Van Speijk, selain upgrade sistem persenjataan rudal hanud (pertahanan udara) dan rudal anti kapal (anti ship missile), TNI AL juga merogoh kocek yang tak kecil untuk merenovasi sistem elektronik, seperti Combat Management System yang baru dipasok oleh PT Len.

Dari sisi permesinan, sejak dekade silam Van Speijk TNI AL sudah dilakukan program repowering. Aslinya Van Speijk class dan Leander class ditenagai sepasang mesin turbin uap (steamed turbin) yang mampu menyemburkan daya sebesar 30.000 shp. Daya sebesar itu mampu menggeber kapal hingga 28 knots (52 km per jam).
http://i0.wp.com/www.indomiliter.com/wp-content/uploads/2015/08/yakhont.02-1024x680.jpg
Harus diakui jika mesin turbin uap tergolong berat, relatif boros bahan bakar, dan keseluruhan sistemnya makan tempat serta cenderung sulit dalam perawatan. Menyikap hal tersebut, TNI yang punya budget serba ngepas, secara bertahap mulai tahun 2003, mulai melakukan penggantian sistem propulsi sebagai bagian dari upaya peningatan performa Van Speijk class. Proyek pertama dimulai pada KRI Karel Satsuit Tubun 356 yang diganti mesinnya dengan jenis diesel Caterpillar CAT DITA, disusul kapal lainnya dalam kurun 2007 – 2008.
Pengecualian ada pada KRI Oswald Siahaan 354 yang mesinnya diganti dengan diesel SEMT Pielstick, mirip (meski dari sub tipe berbeda) dengan yang mentenagai korvet SIGMA class TNI AL. Dengan repowering, kini Van Speijk class mampu ngebut 24 knots (45 km per jam).
Nah, dari keenam unit Van Speijk Class, yakni KRI Ahmad Yani 351, KRI Slamet Riyadi 352, KRI Yos Sudarso 353, KRI Oswald Siahaan 354, KRI Abdul Halim Perdanakusuma 355, dan KRI Karel Satsuit Tubun 356, manakah diantaranya yang bakal pensiun lebih dulu? Seperti dikutip dari Janes.com (11/2/2016), sumber TNI AL saat rapat tahunan untuk perencanaan teknis dan logistik 2016 di markas Koarmabar (Komando RI Kawasan Barat), tidak dsebutkan siapa dulu diantara keenam Van Speijk yang akan pensiun duluan di tahun 2017.

Namun dapat dipastikan, bukan KRI Oswald Siahaan 354 yang akan pensiun di tahun depan, pasalnya frigat ini satu-satunya yang telah dipasangi rudal anti kapal berkemampuan jelajah dengan letalitas tinggi, Yakhont dari Rusia. Peran pengabdian Van Speijk nantinya akan digantikan oleh masuknya armada PKR (Perusak Kawal Rudal) SIGMA Class 10514 (Martadinata Class). (Haryo Adjie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar