Menurut Lukashevich, antara periode 29 November 2015 hingga 24 Januari 2016, Angkatan Darat Ukraina kehilangan 300 unit persenjataan militer berat, termasuk sistem roket artileri.
Terakhir kali Kiev mendaftar persenjataan militernya berat di gudang militer itu pada 29 November, 2015. Sejak itu beberapa ratus kendaraan militer memiliki terus “menghilang” dari gudang.
“Jumlah peralatan militer berat yang ‘hilang’ dari gudang Angkatan Darat Ukraina meningkat,” tambahnya sebagaimana dikutip Sputnik Jumat 29 Januari 2016.
Antara 25 Desember 2015 dan 24 Januari 2016 saja, angkatan bersenjata kehilangan 180 unit peralatan militer. Dalam daftar yang diperbarui disediakan oleh Kiev pada 13 Januari ada 300 unit peralatan militer berat mereka berkurang sejak terakhir kali pendataan pada 29 November, 2015.
Sputnik menyebut Angkatan Darat Ukraina dikenal untuk manajemen yang buruk dan kurangnya disiplin. Peralatan yang hilang, desersi dan kendaraan militer memiliki cacat manufaktur besar menjadi masalah yang mereka hadapi..
Sebagai contoh, musim panas lalu media mingguan Zerkalo Nedeli (ZN) Ukraina melaporkan bahwa hanya sepertiga dari kendaraan lapis baja militer yang diterima pada tahun 2014 dan 2015 bisa masuk layanan karena manufaktur sangat miskin. Sementara itu, pada musim semi 2015, Presiden Poroshenko mengatakan bahwa hampir 30 persen dari prajurit Ukraina telah meninggalkan kesatuan pada tahun 2014.
Misi pemantauan OSCE dikerahkan untuk timur Ukraina guna mengamati pelaksanaan kesepakatan damai yang dicapai oleh kedua belah pihak di ibukota Belarusia, Minsk dengan dimediasi oleh Rusia, Prancis dan Jerman sejak bulan September 2014 dan kemudian di Februari 2015.
Donetsk Timur dan Lugansk telah telah ditargetkan oleh operasi militer Kiev sejak April 2014, setelah penduduk setempat menolak mengakui pemerintah Ukraina yang baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar